Jumat, 31 Mei 2013

    Laga Tandang, Persipura Target Poin Sempurna

     Laga Tandang, Persipura Target Poin Sempurna
    Pelatih Persipura JF Tiago mengatakan laga tandang ke Pekanbaru dan Jakarta melawan PSPS Pekanbaru dan Persija jelas menargetkan poin penuh agar tetap menjaga jarak dengan pesaing-pesaing Persipura.

    “Kita berangkat  Rabu (29/5) sore dengan membawa sebanyak 22 pemain,” kata JF Tiago kepada GOAL.com Indonesia di Jayapura, Rabu(29/5). Dia menambahkan pemain-pemain yang ikut berangkat ini benar-benar yang siap untuk berlaga.

    “Target kita memang mencuri poin tetapi harus bekerja keras karena PSPS biasanya kalah tetapi bermain di kandang cukup merepotkan. Karena itu kami akan bekerja keras dan tentunya dukungan doa dari masyarakat di Papua,”katanya.

    Menurut dia melawan Persija juga bukan secara mudah diperoleh karena sejak tim Macan Kemayoran dibesut Benny Dollo banyak terjadi kemajuan dan perubahan yang berarti.

    “Apalagi mereka sudah menambah amunsi baru seperti striker Emanuel Kenmogne, Chan dan lain-lain. Pemain Persija punya pengalaman dan nama besar sehingga pasti kita butuh kerja keras untuk menjaga jarak,” katanya.

    Hal senada juga dikatakan Kapten Persipura Boaz T Solossa laga tandang ini harus benar-benar meraih poin dan berkonsentrasi penuh dalam setiap pertandingan.

    ”Kita selalu bermain lebih mengutamakan kolektivitas,”katanya. (Gk-34)

    Persipura Waspadai Kebangkitan PSPS

     Persipura Waspadai Kebangkitan PSPS
    Walau PSPS berada di posisi zona degradasi tak membuat tim Mutiara Hitam meremehkan tim bertajuk Askar Bertuah itu. Pasalnya pemain muda PSPS akan bangkit dan menunjukan kemampuan mereka di depan publik sendiri guna menarik investor.

    “Mereka sedang menghadapi krisis financial jadi mereka ingin bangkit dan menang agar bisa mendapatkan investasi.Apalagi saat ini mereka diperkuat oleh pemain muda yang punya motivasi tinggi untuk mengalahkan tim besar,” kata pelatih Persipura JF Tiago kepada GOAL.com Indonesia, Kamis (30/5).


    Dia menambahkan motivasi anak-anak muda tim Askar Bertuah ini sangat besar sehingga Boaz dan kawan-kawan harus sangat berhati-hati menghadapi tim PSPS nanti pada Sabtu (1/6) di Pekanbaru.

    Guna meredam kebangkitan PSPS, pelatih Persipura telah menyiapkan tim sejak Rabu (29/8) pagi latihan di Mandala meliputi sentuhan bola, passing, kontrol dan shooting. Menurut Jacksen latihan hanya satu jam tetapi semua pemain berlatih dengan serius, termasuk penguasaan bola dan melakukan shooting.

    Usai latihan, sorenya Boaz dan kawan-kawan ke Jakarta, dan telah tiba di Pelanbaru, Kamis (30/5) pagi dan menginap di Hotel Grand Jatra Pekanbaru. Sore harinya di hotel Boaz Solossa dan kawan-kawan melakukan latihan ringan. Seluruh pemain melakukan relaksasi di kolam renang hotel. Hanya saja tiga pemain yang tidak ikut berenang masing-masing Boaz, Imanuel dan Riacardo. Ketiga pemain ini menurut pelatih asal Brasil ini memiliki sejarah operasi yang harus tetap dijaga sehingga tak mengikuti relaksasi.

    Pemain baru penjaga gawang eks Arema IPL Dede Sulaiman juga ikut tim ke Pekan baru, menurut  Jacksen keikut sertaan pemain ini atas permintaan pelatih kiper Fabio Tepedino agar fisiknya terus digenjot sehingga lebih cepat menyesuaikan dengan kebutuhan tim saat ini.(gk-34)

    Duel Mahal, Arema & Persib Yakin Menang

    Sama-sama punya skuat mahal, kedua tim yakin bisa membungkam lawannya, itulah keyakinan dalam laga pekan ke-22 antara tuan rumah Arema Indonesia melawan Persib Bandung dalam lanjutan kompetisi Indonesia Super League (ISL), Jumat (31/5).

    Maung Bandung yang membawa 20 pemain ke Malang yakin bisa memenuhi ambisinya. Sebagai bentuk keyakinan, Persib menilai Kanjuruhan bukan kandang yang angker karena beberapa tim pernah menang di stadion yang berkapasitas 30 ribu penonton ini, termasuk oleh Persipura musim ini.

    Selain itu, Persib juga punya sejarah bagus, dimana mereka pernah mengalahkan Arema di Kanjuruhan pada 9 Januari 2009 dengan skor 2-0 melalui gol Hilton Moreira dan Cristian Gonzales.

    "Kalau tidak yakin menang ngapain kita bermain. Karena dalam berkompetisi keyakinan untuk memenangkan pertandingan selalu ada," kata Jajang Nurjaman kepada GOAL.com Indonesia usai latihan.

    Jajang sendiri mengakui sudah menemukan formula untuk mengatasi perlawanan tuan rumah. Termasuk pengetahuan dirinya tentang kekuatan empat striker Arema yang selalu dimainkan bersama-sama.

    "Striker Arema sangat berbahaya, kita tidak boleh membuat kesalahan sekecil apapun di depan gawang sendiri, selain striker kita juga harus mewaspadai dukungan suporter lawan yang sering membuat mental pemain drop," urai Jajang.

    Sementara itu, Arema Indonesia sangat optimis bisa mengalahkan Persib Bandung. Target ingin mengejar Persipura plus membalas kekalahan 1-0 di Bandung pada putaran pertama diapungkan menjadi cambuk semangat.

    Sama seperti pelatih Persib, Rahmad Darmawan mengatakan jika konsentrasi tinggi selama 90 menit bakal menentukan hasil akhir pertandingan. Sebab berkaca pada pertandingan sebelumnya, satu-satunya gol Persib dibuat saat timnya melakukan kesalahan di depan gawang sendiri.

    "Dalam sepakbola, kemenangan selain dibuat karena skill bagus, juga terjadi karena keberuntungan. Kita menekan terus sepanjang 90 menit namun satu kesalahan yang dibuat membuat keberuntungan ada pada pihak lawan. Ini tidak boleh terjadi lagi, kita bakal minimalkan kesalahan sendiri," kata RD.

    Untuk strategi sendiri, RD juga sudah menemukan cara yang tentu saja tidak dibicarkan sekarang.

    "Semua pelatih tahu gaya main kita, karena itu, kita harus merubahnya, apa yang menjadi kelebihan dimaksimalkan, sedangkan kekurangan harus ditutupi. Jika itu dilakukan dengan baik, Arema bakal menang," yakin RD. (GK-48)

    Jika Sanggup Gapai Treble, Bayern Munich Raih Keabadian

    Ketua eksekutif Bayern Munich Karl-Heinz Rummenigge mengantisipasi laga final DFB-Pokal melawan Stuttgart akhir pekan ini. Menurutnya, kemenangan atas Stuttgart akan mengaskan status ‘abadi’ The Bavarians.

    Sejauh ini, Bayern sudah mengamankan gelar Bundesliga Jerman dan Liga Champions dan saat ini berpeluang untuk menjadi tim Jerman pertama yang meraih treble.

    “Tim ini sudah mencatatkan namanya di buku sejarah, bahkan mereka sekarang bisa membuat sebuah keabadian,” ujar Rummenigge seperti dikutip di laman resmi Bayern.

    “Bahkan, tim tersukses Bayern sepanjang masa – generasi yang meliputi Franz Beckenbauer, Gerd Muller, dan Sepp Maier pada 1970-an – tidak mampu memenangkan banyak pertandingan.”

    “Banyak yang beranggapan kami mencapai bagian termudah dan akan dengan mudah mengalahkan Stuttgart. Tetapi saya menolak anggapan itu. Kami harus konsentrasi 100 persen, dan harus melawan Stuttgart dengan serius dan menghargai mereka,” tegasnya.

    Sriwijaya FC Diuntungkan Saat Hadapi Persita

    Sriwijaya FC akan menghadapi Persita Tangerang, (10/6) pada lanjutan kompetisi Indonesia Super League (ISL). Menghadapi Persita yang bertindak sebagai tuan rumah, Tantan dkk lebih diuntungkan dari tuan rumah.

    Asisten manajer Sriwijaya FC, Muchendi mengakui Sriwijaya FC mendapat keuntungan saat menghadapi Persita, karena itu Muchendi mengharapkan Sriwijaya FC bisa memanfaatkan keuntungan ini dengan maksimal untuk meraih hasil gemilang.

    Keuntungan pertama yang didapat Sriwijaya FC, adalah masa recovery yang lebih lama dari Persita Tangerang. Setelah menghadapi Persipura, Sriwijaya FC memiliki jeda waktu dua minggu sebelum menghadapi Persita. Bahkan para pemain Sriwiaya FC sempat merasakan libur selama tiga hari,  sementara Persita sebelum mengadapi Sriwijaya FC, masih harus bertemu Gresik United dan Arema Indonesia.

    “Dengan jadwal seperti ini tentunya, kita memiliki masa recovery yang lebih baik dari Persita. Mudah-mudaan, para pemain kita bisa lebih segar daripada pemain Persita saat pertandingan nanti,” ujarnya, Kamis (30/5) kepada GOAL.com Indonesia.

    Keuntungan lainnya yang tidak kalah pentingnya, pertandingan nantinya tidak akan dilangsungkan di Stadion  Benteng Tangerang, kandang Persita, karena home base Persita ini dianggap tidak layak.

    “Bisa dikatakan pertandingan nanti berlangsung ditempat netral, karena pertandingan akan berlangsung di Stadion Mashud Wisnu Saputra, Kuningan, Jawa Barat dan disiarkan secara langsung,” katanya.

    Namun sebesar apapun keuntungan yang diraih Sriwijaya FC saat menghadapi Persita nanti, Muchendi tetap meminta para pemain untuk tidak menganggap remeh lawan, mengingat Persita tentunya memiliki motivasi tinggi meraih kemenangan agar bisa menjauh dari zona degradasi. (gk-42)

    Kas Hartadi Sebut Cristian Carrasco Sebagai Ancaman


    K
    eberhasilan Persita Tangerang mengalahkan tuan rumah Gresik United 2-0,  Kamis (30/5) menjadi perhatian serius pelatih kepala Sriwijaya FC, Kas Hartadi. Sebagai tim yang akan menghadapi Persita Tangerang (10/6) nanti, Kas sangat serius mempersiapkan timnya menghadapi laga ini.


    “Persita tim yang kuat, keberhasilan mereka mengalahkan Gresik United 2-0 saat tandang, menjadi bukti kalau tim ini tidak bisa diremehkan. Kita harus tampil maksimal jika ingin meraih kemenangan,” ujar Kas, Kamis (30/5).
    Menurut Kas, Persita memiliki pemain-pemain berbahaya seperti Ade Jantra, Kim Dong Chan dan Cristian Carrasco. Nama terakhir disebut Kas sebagai ancaman bagi timnya untuk bisa meraih kemenangan.

    ”Carrasco wajib kita waspadai. Pemain ini bisa menjadi ancaman bagi lini belakang kita. Dia memiliki naluri mencetak gol yang tinggi dan berpengalaman dalam menciptakan gol-gol penting. Satu gol ke gawang Gresik menjadi bukti kalau pemain ini tidak bisa dibiarkan leluasa bergerak di areal pertahanan lawan,” kata Kas.
    Kas mengatakan Persita saat ini semakin solid, permainan mereka terus berkembang. Keberhasilan mereka menahan imbang Persib dan mengalahkan Gresik menjadi ancaman serius bagi Sriwijaya FC.

    “Namun demikian kita akan menyiapkan cara mengatasinya. Mudah-mudahan kita bisa meraih angka maksimal dari Persita,” harap Kas. (gk-42)  

    Rabu, 29 Mei 2013

    SEJARAH SEPAKBOLA DI INDONESIA


    Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau sepak bola sering kali digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Sebenarnya selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk Belanda juga memperkenalkan olahraga lain, seperti kasti, bola tangan, renang, tenis, dan hoki. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Alhasil sepak bola paling disukai karena tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.
    Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi di mana orang Belanda sering menggelar pertandingan panca lomba (vijfkam) dan tienkam (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu militer, tapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indo membuat bond-bond serupa.
    Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU sering mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
    Pada 1928 dibentuk Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan NIVB. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta (Persidja) pada 1925. Pada 19 April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus.
    Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) -yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936- milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia. Memasuki tahun 1930-an, pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
    Pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Pengiriman kesebelasan Indonesia (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikut sertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.
    Pada masa Jepang, semua bond sepak bola dipaksa masuk Tai Iku Koi bentukan pemerintahan militer Jepang. Di masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak. Tahun 1948, pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan pertama kali di Solo. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan. Sementara itu, hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur di tahun 1960-an.
    Berdirinya PSSI.
    PSSI (Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia ) yang dibentuk 19 April 1930 di Yogyakarta. Sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di Zaman penjajahan Belanda, Kelahiran PSSI betapapun terkait dengan kegiatan politik menentang penjajahan. PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Lebih jauh Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional, agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Tahun 1938 berdirilah ISI (Ikatan Sport Indonesia), yang kemudian menyelenggarakan Pekan Olahraga (15-22 Oktober 1938) di Solo. Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun 1940–1941, dan terpilih kembali di tahun 1942. Dalam perkembangannya PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat congress FIFA di Helsinki.